CINCIN
Di
sore hari yang diiringi bunyi gerimis hujan, di dalam kamar terdengar serak
suara seorang gadis..
“Maafkan
aku kang mas sayang, aku benar benar tidak sengaja”, dengan nada sedih waroh
mengatakan.
“kalau
dari awal sudah gak niat, ya gini ini dah jadinya. Pasti bakalan hilang. Akan
ku buang cincin ini!!”, sahut tarno keras.
“jangan
kang mas, aku akan berusaha trus mencarinya”
“sudahlah,
lebih baik aku buang saja cincin ini. Percuma saja, toh kan sudah tidak ada
pasangannya”, mendesak waroh.
“jangan
kang mas, aku mohon jangan dibuang. Cincin yang hilang itu sangat berarti
buatku”, ujar waroh.
“buat
apa sih kalau sudah tidak ada pasangannya lagi??Kalau memang cincin itu
berarti buatmu, kenapa bisa sampai
hilang??trus kalau gak ketemu gimana??”, sentak tarno lebih keras lagi.
“aku
sedang berusaha mencarinya, meskipun terasa percuma mencari benda kecil dalam
tumpukan pasir air. Kalau cincin itu tidak ketemu, terserah kamu mau
memperlakukan aku seperti apa”
“sudahlah,
lebih baik aku buang saja cincin ini!!”
“buang
saja sudah! Tapi aku akan tetap mencari cincin itu”, waroh mulai emosi.
“...........................................................”,
tarno mematikan telponnya.
Tarno sangat kesal sekali karena
cincin pemberiannya dihilangkan begitu saja. Sedangkan Waroh menangis sejadi
jadinya. Dia tau resikonya jika harus jujur pada Tarno bahwa ia telah menghilangkan
cincin pemberiaan Tarno. Tapi waroh mencoba menahan tangisannya. Ia bangkit
lagi untuk mencari cincinnya sampai sampai tangannya digigit kepiting. Ia pun
tidak merasakan sakitnya itu. Dia fokus mencari cincinnya. Sampai jam setengah
delapan malam dia baru berhenti mencari cincin itu. Namun sayang, nasib baik
belum datang padanya. Ia pun kembali ke kamarnya dan menagis lagi sampai
akhirnya tertidur.
Sebenarnya tidak semudah itu waroh
tertidur. Ia selalu teringat dengan cincinnya. Karena setiap akan tidur, ia
selalau memandangi cincin pemberian Tarno. Namun malam itu yang ia pandangi
hanyalah jari yang kosong tanpa balutan cincin Tarno. Ia makin menangis saat
teringat cincinnya. Waroh pun merasa bahwa Tarno tidak menghargai usahanya
karena Tarno memaksa untuk membuang cincin yang ada di tangan Tarno. Waroh pun
makin hanyut dalam tangisannya. Sampai lelah matanya mengeluarkan air mata
barulah ia bisa tertidur.
Saat
bangun tidur matanya pun sembab menangis semalaman. Dia pun langsung ke sumber
air tempat hilang cincinnya itu. Dia berusaha mencari terus sampai ia tak tahu
bahwa tarno berkali kali menghubunginya.
di lain tempat, Tarno berpikir bahwa
apa yang telah dilakukanya pada waroh sangatlah keterlaluan. Lalu terpikir
dalam benak Tarno untuk memberikan kejutan pada Waroh. Ia pun merencanakan
kejutan yang akan diberikannya pada Waroh. Ia berpura pura tidak menjemput
waroh yang akan berangkat kerja. Waroh pun menerima bahwa pacarnya itu tidak
bisa mengantarkannya. Dia pun berangkat kerja dengan mengendarai angkot seperti
biasanya. Namun ia dikagetkan olehh seseorang yang memukul pundaknya dari
belakang. Ternyata orang itu adalah Tarno. Waroh pun senang bukan kepalang,
tapi ia juga sedih sekaligus malu karena ia tidak berhasil menemukan cincin
pemberian Tarno. Ia hanya bisa diam saat dibonceng oleh Tarno. Tarno menggengam
tangan waroh. Saat itu pula waroh mengetahui bahwa Tarno tidak lagi memakai
cincinnya. Waroh semakin sedih. Namun Tarno berusaha menenangkan hati kekasih
tercintanya.
Sesampai
di tempat kerjanya, seperti biasa dia mencium tangan kekasihnya itu. Dan ia
melihat cincin Tarno ada ditangan kanannya. Mengetahui hal tersebut, hati Waroh
sedikit tenang karena cincinnya tidak jadi dibuang.
Tak terasa waktu berlalu begitu
saja, Waroh pun telah selesai bekerja dan diantar pulang oleh Tarno. Waroh berusaha
menepati janjinya pada Tarno untuk mencari cincin itu. Sesampai di tempat
hilangnya cincinnya, Waroh dikejutkan oleh kilauan cahaya yang berasal dari
suatu benda. Dalam hatinya dia yakin bahwa itu adalah kilauan dari cincinnya.
Waroh mencoba mendekati kilauan cahaya tersebut. dan ia terkejut diiringi rasa
bahagia, karena benda yang berkilau itu benar-benar cincinnya.
Waroh segera berlari kencang
kerumahnya dan hendak memberi tahu kan hal tersebut pada kekasih tercintanya.
“Kang mas, cincinnya ketemu”, sambil
tersenyum dan menunjukkan cincinnya.
“ah,
masak sih! Itu kan cincinku yang dipakai kamu”
Sambil
menunjukkan 2 cincin di tangan kanan dan kirinya, “ini cincinmu dan ini
cincinku”
Tarno tersenyum
begitu pula dengan Waroh. Mereka sangat bahagia karena pengikat cinta mereka
berdua telah ditemukan.
0 komentar:
Posting Komentar