1 Oktober 2018

Punya banyak anak dan banyak orang tua

Beberapa bulan terakhir ini, tiap lagi keluar malem si bapak minta cepet cepet pulang. Kasian 3 anaknya, he say like that. Yes, yang dimaksud anak disini bukan anak kandungnya. 3 anak ini merupakan orang Madiun yang lagi kos di Jember, dan tiap pulang kerja selalu beli beli di rumah ane.

Kalau ada kelebihan rezeki, bapak ibuk mesti ngirim ketiga anaknya. Kami, anak kandungnya, tiap ketiga anak itu datang, we say "Pak/buk, anakmu teko" 😂 (tanpa merasa iri ye)

Semua temen ane, kakak, ato adek banyak banget yang di anggap anak sama bapak/ibuk. Apalagi temen yang lagi nge-kost. Sebisa mungkin pas mereka kerumah, harus dikasih makan.

Pernah nih iseng iseng ane bilang, "nggak usah dikasih makan, dia anak orang kaya, lagi pula dia keseringan main kesini"

And they just say, "meskipun kaya, tapi dia jauh dari orang tuanya. Siapa tau uang kiriman nya udah habis, atau belum dapat kiriman. Kita nggak tau. Kami cuma mikir, seandainya kalian yang lagi ada diluar kota dan jauh dari kami, dan tiba tiba kalian kelaparan. Kami cuma berharap, jika suatu saat salah satu dari kalian jauh dari kami, akan ada orang yang welas pada kalian seperti kami memberi makan mereka yang jauh dari orang tua nya."

Pas SMA pun, ane punya seorang sahabat yang baru aja ditinggal ayahnya untuk selamanya. Kehidupan sebelumnya tergolong menengah keatas, setelah ayahnya meninggal, bisa dikatakan menjadi menengah ke bawah.

Usut punya usut uang sakunya minim sekali dan dia jarang makan. Ane ceritain dah ke bapak/ibuk. Dan mereka bilang, "ngomong ng koncomu, nggelem opo nggak nek misal bendino digawani Sego tapi lauk sak onok'e"

Ternyata temen ane mau. Tiap hari ane sekolah bawa 2 kotak nasi untuk ane dan sahabat. And u know, lauknya cuma tahu goreng sama nasi dan sambel. Kalau beruntung yah isinya kadang telur mata sapi + mie goreng. Maklum lah, bapak/ibuk ane kelas menengah kebawah banget.

Cuma dari situ ane mikir. Hati mereka dari apa sih? Udah tau dirinya sendiri susah, masih aja nyempetin ngasih makan anak orang lain meskipun seadanya. Ya, mereka cuma pengen suatu saat ketika anak anaknya berada dalam kondisi seperti itu, semoga tetap ada yang welas asih. Mereka berbuat kebaikan tak berharap balasan untuk diri mereka. Mereka hanya berharap kebaikan yang mereka tanam dapat dituai oleh anak anaknya.

Yah, ane sendiri udah menuai kebaikan mereka. Mereka banyak menganggap anak orang sebagai anak mereka sendiri. Dan banyak orang tua lain yang menganggap ane anak mereka.

Pernah nih, pas rapotan SMA. Nah tuh banyak wali murid datang kan. Ada beberapa bapak/ibu yang tiba tiba panggil ane, dan ane nggak ngerti siapa mereka. Eh Ternyata mereka orang tua temen temen ane yang lain. Dan mereka bilang "sehat anakku? / Lama nggak ketemu / kapan main kerumah? / Ibuk kangen"

Sumpil nih, ane belum pernah ketemu sama orang tua mereka. Kecuali yang udah pernah ketemu sama ane wajar kalo bilang gitu. Pas ane tanya ke anak kandungnya, ternyata mereka biangnya yang suka cerita sambil sebut sebut nama ane.

Cerita nya nih, tiap rapotan bapak/ibuk ane nggak pernah datang ambil rapot karena banyak tunggakan. Ane sebagai anak kudu memahami mereka yaudah lah nggak terlalu maksa harus ambil rapor. Tapi pas kelas 1 SMA, meskipun nggak lunas tunggakan, tapi ane tetep dapet rapor karena bapak temen ane berbaik hati bernego dengan wali kelas.

Nah, pas kelas 2 SMA pun juga begitu. Mbak temen ane sampe bertengkar sama wali kelas gara gara ane nggak dapat rapor cuma karena belum lunas tunggakan. She say, "anak tugasnya belajar, dia berhak liat hasil belajar nya. Soal biaya itu urusan orang tuanya. Nggak bisa anda menahan rapor dengan alasan belum lunas" (begitu inti percakapannya)

Pas kelas 3 juga gitu, wali kelas ane yang udah sering banget curhat sama ane bilang "untung awakmu telaten ngajari Konco koncomu nduk, dadi yo tak weh'i wes rapote, sakjane aku Iki yo pingin ngerti
Sing endi wong tuwo mu"

Banyak orang orang sekitar yang sering mengatakan "anggaplah aku sebagai orang tuamu juga"

Yep, aku jadi berpikir semua ini bukan karena kebaikan ku. Tapi karena kebaikan orang tuaku yang berimbas ke aku.

Orang tuaku punya banyak anak, dan aku punya orang tua. Sering nya begitu. Kebaikan yang kita terima dari orang lain, bukan murni balasan dari kebaikan kita sendiri. Bisa jadi itu balasan kebaikan dari orang tua/kerabat/teman buat kita.

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar