pertanyaan yang udah gak asing di telinga. Gimana ceritanya lulusan elektro (bukan pendidikan elektro) jadi guru. Yep, kalau ditelisik, jaman sekarang sih udah lumrah terjadi kerjaan gak sesuai dengan pendidikannya. Misal, pegawai bank, ada yang berasal dari pendidikan, hukum, bahkan teknik. But, kalau seperti pegawai bank sih diisi dari lulusan apa aja, selama SDM nya mau belajar, tetep oke oke aja. Tapi
tentang ridho orang tua, itu hal yang utama bagi saya. Saya gak akan ngoyo (ngotot) untuk mendapatkan sesuatu yang gak di ridhoi orang tua saya. Misal aja tentang pekerjaan. Saya basicly suka pekerjaan lapang. Ditambah lagi dasar ilmu yang udah ditekuni adalah teknik elektro. Pastinya, setelah lulus dari elektro, saya berniat untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan di bidang elektro juga. Setelah 3 bulan ngelamar dimana mana, tapi hasilya tetep nihil. Saya baru ingat, apa sih yang diridhoi sama orang tua? Apa sih yang mereka inginkan dariku? Apa yang mereka doakan untukku setiap hariya?
Satu hal yang pernah terlupakan tentang harapan orang tua. Sejak saya kecil, mereka ingin saya jadi guru. Mungkin karena mereka melihat kemampuan belajar saya yang bisa dibilang lebih baik dari ketiga saudara saya yang lain (This is fact. sekaligus mau nyombongin diri :p Gak maksud gitu juga sih :p) Awal saya diterima di elektro saja, orang tua bertanya mengapa tidak memilih jurusan yang bisa jadi guru? tapi apalah daya, saya udah diterima di elektro dan mereka baru bertanya tentang hal ini. Ya jadi saya ngeles (menyangkal) bahwa saya akan tetap bisa jadi guru tanpa harus kuliah di pendidikan dengan cara membuka Bimbel. ternyata bukan guru seperti yang mereka inginkan. Mereka tetap ingin anaknya bisa menjadi guru sungguhan (mengajar disekolah.red)
Suatu hari, suatu sekolah membutuhkan guru pengganti karena beberapa alasan. And u know, bapak menawarkan saya. Dari situ lah awal mula saya jadi guru.
Inget yah, meskipun bukan passionnya, yg namanya kerja harus tetap lillahi ta'ala. Biar yg kamu kerjakan bernilai ibadah, jalani dengan ikhlas. Selang 2 taun, baru dah ortu ridho dengan semua, saya diperbolehkan mendaftar apa saja, termasuk beasiswa. Di tahun ini, saya mendaftar beasiswa LPDP, meskipun belum lulus, yg penting ortu ridho
(Kok nggak nyambung kayaknya. 2 paragraf terakhir ditulis selang sebulan sama paragraf diatasnya. Jadi, saya lupa garis besar apa yg mau saya tulis. Hehe)
tentang ridho orang tua, itu hal yang utama bagi saya. Saya gak akan ngoyo (ngotot) untuk mendapatkan sesuatu yang gak di ridhoi orang tua saya. Misal aja tentang pekerjaan. Saya basicly suka pekerjaan lapang. Ditambah lagi dasar ilmu yang udah ditekuni adalah teknik elektro. Pastinya, setelah lulus dari elektro, saya berniat untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan di bidang elektro juga. Setelah 3 bulan ngelamar dimana mana, tapi hasilya tetep nihil. Saya baru ingat, apa sih yang diridhoi sama orang tua? Apa sih yang mereka inginkan dariku? Apa yang mereka doakan untukku setiap hariya?
Satu hal yang pernah terlupakan tentang harapan orang tua. Sejak saya kecil, mereka ingin saya jadi guru. Mungkin karena mereka melihat kemampuan belajar saya yang bisa dibilang lebih baik dari ketiga saudara saya yang lain (This is fact. sekaligus mau nyombongin diri :p Gak maksud gitu juga sih :p) Awal saya diterima di elektro saja, orang tua bertanya mengapa tidak memilih jurusan yang bisa jadi guru? tapi apalah daya, saya udah diterima di elektro dan mereka baru bertanya tentang hal ini. Ya jadi saya ngeles (menyangkal) bahwa saya akan tetap bisa jadi guru tanpa harus kuliah di pendidikan dengan cara membuka Bimbel. ternyata bukan guru seperti yang mereka inginkan. Mereka tetap ingin anaknya bisa menjadi guru sungguhan (mengajar disekolah.red)
Suatu hari, suatu sekolah membutuhkan guru pengganti karena beberapa alasan. And u know, bapak menawarkan saya. Dari situ lah awal mula saya jadi guru.
Inget yah, meskipun bukan passionnya, yg namanya kerja harus tetap lillahi ta'ala. Biar yg kamu kerjakan bernilai ibadah, jalani dengan ikhlas. Selang 2 taun, baru dah ortu ridho dengan semua, saya diperbolehkan mendaftar apa saja, termasuk beasiswa. Di tahun ini, saya mendaftar beasiswa LPDP, meskipun belum lulus, yg penting ortu ridho
(Kok nggak nyambung kayaknya. 2 paragraf terakhir ditulis selang sebulan sama paragraf diatasnya. Jadi, saya lupa garis besar apa yg mau saya tulis. Hehe)
0 komentar:
Posting Komentar